Pulau Tiga, Serang, Banten
Hii semuaa… 😀
Udah mau ganti tahun lagi aja nih, gak terasa udah 6 tahunan hidup merantau jauh dari kampung halaman 😦
Oiyah, udah pada punya agenda belum nih mau tahun baruan dimana, long weekend juga nih minggu ini.. Nah saya mau share nih tempat wisata di kawasan Banten yang masih asri dan cocok dijadikan tujuan liburan baik bersama keluarga, teman2 ataupun pasangan 🙄
Pulau Tiga, Teluk Banten, Serang
Pulau ini adalah satu dari beberapa pulau yang ada di area Teluk Banten dan masih dikelilingi oleh hutan bakau di pesisir pantai.. Berhubung saya belum berkeluarga hehe, saya maen kesini bareng temen2 yang wajahnya udah gak asing menghiasi galeri artikel di blog ini haha,, saya bersama bro hafid anas, ferdi, rani dan dua rekan yang lain maen kesini.
Sebelum menuju ke Pulau bro hafid sudah menghubungi contact person pengelola Pulau tsb dan diberi contact kapten kapal yang akan mengatarkan kami menyeberang ke pulau tiga. Siang harinya kami menuju ke dermaga di Pelabuhan Karangantu, yang ada di kawasan Banten Lama dengan menggunakan sepeda motor,untuk menuju ke Pelabuhan Karangantu juga bisa di akses dengan angkutan umum dari Kota Serang..
Jam 3 sore kapal mulai berangkat, butuh waktu sekitar 1 jam untuk sampai di pulau tiga., oiyah tidak jauh dari Pulau Tiga ada juga Pulau Empat yang area nya lebih kecil,. Namun saya sih lebih prefer ke Pulau Tiga karena fasilitas dan permainan yang lebih memadai.. Oiyah siapkan perbekalan secukupnya yah terutama air minum, tapi tenang aja penjaga pulau juga menyediakan mie instant, minuman dan rokok juga kok, tapi yaa harganya pasti naik sihh hehe,, kita sampai di dermaga pulau sudah jam 4 lewat, dan sayangnya langit sedang mendung, gagal deh liat sunset 😦
Untuk biaya kapal dll sudah dikonfirmasikan sebelum keberangkatan, masing2 dari kami merogoh kocek 100ribu yang kami bayarkan ke kapten kapal, Biaya ini sudah mencakup penyeberangan pulang pergi ke pulau, gazebo, sewa kano, life jacket dan alat snorkeling, untuk penginapannya dibayar terpisah pada penjaga pulau. masih terjangkau sih kalo menurut saya, apalagi kalo maen kesininya banyakan bareng temen, bisa ngehemat pengeluaran untuk penginapan..
Malam harinya kami bakar2 ikan untuk mengisi perut, berhubung kami udah bawa persiapan dari darat jadi tak kerepotan lagi soal konsumsi, yang kami bawa dari darat tentunya air minum, snack, beras termasuk kompor, nesting dan pastinya ikaann serta cumi 🙄
Alat panggangan tinggal kita pinjam karena sudah disediakan dan arangnya bisa minta kayu bakar pada penjaga pantai, asik2 kok para penjaga nya disini. Perairan di sekitar pulau ini masih banyak terdapat cumi cumi, jadi di malam hari bakal banyak pemancing dan juga nelayan yang cekatan menggunakan jala untuk menjaring cumi yang terlihat di perairan..
Ngobrol santai, minum kopi dan menghisap asap tembakau di jembatan buatan jadi acara kami malam itu, sampai satu persatu dari kami mulai mengantuk dan masuk ke penginapan.. Angin malam disini cukup kencang, wajar sih kita kan lagi di tengah laut, dan angin bertiup ke arah laut dari daratan, hayo pada inget gak pelajaran SD 😆
Pagi harinya setelah sarapan dan minum kopi kita jalan2 keliling pulau, di sepanjang pantai sudah disiapkan banyak gazebo dan penginapan oleh pengelola, jembatan2 kayu mengarah ke laut dengan tambahan kursi dan meja membuat jembatan ini jadi tempat yang asik buat nongkrong, ngopi dan ngobrol. Oiyah jembatan ini juga dipakai untuk area snorkeling, sayangnya pagi hari itu lagi2 cuaca tak mendukung, arus air laut yang sedang kencang membuat air agak keruh ditambah lagi banyaknya ubur ubur yang berenang di pantai, kan gak lucu lagi enak2 berenang trus ketempelan ubur ubur haha,, akhirnya kami memutuskan untuk main kano saja, tapi tetap hati2 karena di kanan kiri kano kami masih banyak ubur ubur yang lagi mandi pagi 😆
Oiyah, pagi hari sebelum kita main kano kebetulan ada kapal bagan yang bersandar di dermaga pulau, langsung saja kita datangi kru kapal, iseng basa basi akhirnya kami kembali ke penginapan dengan membawa seember penuh ikan segar dan sekantong plastik kepiting yang lagi2 kami bakar untuk santap siang kami 😆
Nah gimana brosis tertarik gak untuk maen ke pulau ini,, lumayan kan gak jauh2 bgt dari kota besar tapi bisa dapet suasana laut yang masih bersih dan asri. Oke brosis see you next page,, jangan lupa jaga sikap dan kebersihan kemanapun kita berkunjung.. Salam nganuu 🙂
Homecoming #1
Hello brosis,..
Maaf nih telat update blog, soalnya anu di kampung saya gak memungkinkan buat posting artikel 😀 btw saya mengucapkan minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir & bathin ya brosis semua 🙂
Oke, melanjutkan artikel saya yg lalu yuukk-siap-siap-mudik sekarang saya mau share dikit tentang perjalanan mudik kemarin, dimana untuk pertama kalinya saya riding sendirian pulang pergi ke kampung halaman 🙄
Perjalanan mudik saya mulai pagi hari sekali tepatnya jam2 pagi tanggal 12 Juli lalu, menempuh rute standar Jkt – Bogor – Cianjur – dst., Jalanan masih sangat lengang jadi tidak perlu membuang waktu untuk sampai melewati kota Bandung, Saya tidak mematok waktu perjalanan, mengingat saya riding sendiri saja dan tidak perlu menunggu atau mengejar rombongan spt perjalanan mudik tahun lalu,,
Dan akhirnya saya tiba di Kutoarjo jam 3 sore langsung kontak temen saya yg sudah lebih dulu sampai di kampung halamannya di Wonosobo yakni si Ahmad 😆 Malam itu saya menginap di rumah Ahmad untuk kedua kalinya setelah sebelumnya mudik tahun lalu saya juga mampir istirahat di rumah doi, sekalian besok pagi mau silaturahmi juga dengan rekan saya yg rumahnya masih berdekatan dengan rumah Ahmad.
Pagi harinya kita iseng2 riding ke tengah sawah gak ada kerjaan bgt yak yaa kita mah gitu orangnya 😀 dan sampai di satu jalur petaka pun terjadi.. gubrakk… Miro nyemplung ke sawah, saya dan ahmad pun ketawa2 sedih gegara ini 😆
Setelah kembali ke rumah Ahmad dan beberes kami pun memutuskan untuk riding ke Kebumen mencari lokasi pantai Menganti yg membuat kami penasaran setelah melihat panorama pantai tersebut terlihat indah dipamerkan di media sosial, riding dengan motor masing2 lewat Kutoarjo lalu ambil Jalan Dandels di pesisir Selatan pulau Jawa, perut kami terasa mules & ampek karena jalan aspal yg tidak rata dan penuh tambalan kami lalui dengan kecepatan rata2 80 kpj dengan waktu kurang lebih 2,5 jam, menganu sekali 😐
Ikuti saja jalur menuju ke arah Cilacap, dan ikuti plang ke arah Pantai Suwuk. Setelah ketemu pantai Suwuk masih lurus sekitar setengah jam lagi sebelum sampai ke pantai Menganti. Jalan menuju kesini gak terlalu lebar, dimana lebarnya hanya cukup untuk satu mobil dan satu motor saja. Nah nanti bakal ketemu pertigaan bila lurus terus kita tembus ke pantai Ayah dan Cilacap bila ke kiri akan ada tulisan di dinding seperti gambar di bawah ini,, nah kita ambil ke kiri..
Dari sini pantai Menganti masih 15 menit lagi, dan…. taraaaaa…… sampailah kita di pantai tsb dimana kondisi tidak terlalu ramai, mengingat masih bulan puasa.. Untuk tarif masuknya cukup 7rb rupiah saja sudah termasuk biaya parkir kok. Silahkan anda explore sepuasnya dan secapeknya anda saja deh setiap sisi dari pantai ini.. 😀
View disini mengingatkan kami pada pantai Rancabuaya yg sudah kami sambangi beberapa bulan lalu di Garut, bener2 mirip brosis,, Nah di satu sisi pantai ini ada bukit yg langsung menghadap ke pantai dan banyak saung2 yg disewakan oleh pengelola sehingga pengunjung bisa berisitirahat sambil memandangi luasnya Samudra Selatan,, oiyah kalo cuaca sedang cerah pulau Nusa Kambangan pun bisa terlihat dari sini..
Sebenarnya masih banyak pantai di sepanjang jalur ini yg masih belum kami kunjungi, namun mengingat saya harus pulang ke kampung halaman maka kami memutuskan balik kanan untuk kembali ke rumah masing2.. Kami pisah jalur di pertigaan Grabag, Ahmad belok kiri menuju Kutoarjo dan saya lurus ke arah Bantul meneruskan perjalanan saya menuju kampung halaman yg masih berjarak 5 jam perjalanan.. And finally I’m Home…. 🙂
Hunting Sunset; Watu Gambir, Pengobelan, Merak
Hii brosis,,
Sekalian nih mumpung saya lagi sempet, saya mau share hasil jalan2 sore dua minggu yg lalu bareng temen2 saya.. Tenang aja, karakter Ahmad lagi gak ada kok disini 😆
Hari Sabtu akhir Mei lalu, saya bersama bro Hafid, Alex dan Aam riding sore hari menuju daerah Pengobelan, sebuah desa di kawasan Merak yg masih banyak perbukitan asri disana.. Kita riding dengan dua motor dari Cilegon sekitar jam 3 sore, Akses jalan menuju ke lokasi mulai bervariasi begitu kita sampai di daerah pedesaan, Jalan aspal rusak, beton dan gravel menanjak akan kita jumpai disini, sayang saya gak sempet foto kondisi jalan disana.. 😦
Sebelum sampai di lokasi bakal ketemu pertigaan jalan, gak ada plang nya disini, kalau ke kiri ke arah tebing Watu Gepeng (ini tempatnya bagus juga buat foto2 dan menikmati sunset, akses jalannya pun lebih manusiawi 😀 ) Kalau ke kanan ke arah Watu Gambir, kita ambil jalur kanan..
Nah, sampai di lokasi sudah hampir jam 4 sore, setelah menitipkan motor di rumah warga terdekat, disni ada warung kecil juga kok kalo mau beli minum atau jajanan,, lanjut kita pun jalan menuju spot untuk menikmati sunset sore itu.. Berjalanlah kita melewati sungai kecil dan ladang warga, lalu memanjat tebing batu ke atas bukit..
Dan sampailah kita di atas bukit, beristirahat sejenak sambil menanti sunset yg menjadi tujuan kami.. Maaf kalo gambarnya kurang jelas, maklum kamera hp seadanya hehe 😀 Nah, berikut penampakan pemandangan dari atas bukit Watu Gambir, monggo diliat2..
Salam nganu 🙂